Ini adalah salah satu kitab yang membahas masalah untuk menolak qoul-qoulnya ulama wahabi di dalam menjelaskan atau menolak qoul-qoul ulama wahabi yang tersebar di berbagai kitab yang tersebar di berbagai karya-karya ulama wahabi sebelum masuk dalam kajian kitab ini ada pendahuluan seperti ini biar nanti tidak terjadi persoalan di belakangnya, kenapa begitu ? karena ini penting karena ulama-ulama wahabi atau orang orang pengikut wahabi yang sekarang itu banyak yang menangkal banyak juga yang menolak bahwasanya mereka itu digolongkan sebagai kelompok pengikut wahabi karena kalau disebut wahabi ini di dalam sejarah itu memang ada dua ini harus tahu walaupun nanti ujung-ujungnya akan sama tetapi kita harus memilah ini dulu supaya nanti ketika sampean diskusi dengan orang-orang wahabi itu tidak salah paham kita harus petakan dulu.
Jadi disebut ulama wahabi itu ada ulama yang hidup di abad ke-2 Hijriyah ada ulama yang hidup di abad ke 11-12 Hijriyah yang banyak paling kita kaji kalau disebut wahabi itu mesti merujuk kepada ulama yang hidup di abad ke 12 Hijriyah mereka menyebut sebagai Mujadid yakni pengikutnya Muhammad bin abdul wahhab an najdi lahir pada tahun 111 lah ini banyak yang kita sebut konternya dengan NU Wahabi mesti merujuknya kepada ini kepada wahabi Muhammad bin abdul wahab an najdi ini ulama yang hidup di abad 12 atau oleh pengikutnya disebut sebagai mujadid, sementara oleh pengikut wahabi sendiri yang dimaksud wahabi itu bukan kita mereka gak terima karena salah satu sekte syiah di abad ke 2 juga punya nama kelompok namanya kelompok sekte ibadiyyah sekte sempalan dari ibadiyyah khawarij itu namanya sekte al wahabiyah yang didirikan oleh Abdul wahab bin abdur rahman sehingga tokoh-tokoh wahabi yang di indonesia itu selalu dikaitkan kesana padahal sebenarnya yang kita maksud itu adalah wahabi yang abad ke 12 memang sama-sama pemikirannya sama-sama khawarij, pemikirannya sama-sama keras, sama-sama takfiri, sama. Jadi kemudian ketika kita diskusi ini sesama NU kalau wahabi itu kan merujuk kepada Muhammad bin abdul wahab ulama yang hidup ke abad 12 tetapi ketika kita berdiskusinya dengan pengikut wahabi yang ada di indonesia mereka ga terima itu mereka ga terima bahwa kyainya syekhnya itu dijadikan sebagai wahabi karena nama bapaknya kan namanya Muhammad bin muhammad itu tapi wahabi mereka selalu merujuk kepada wahabi yaitu abdul wahab bin abdurrahman ini salah seorang pengikut atau pendiri sekte wahabiyah, sekte wahabiyah ini salah satu khawarij pada abad ke 2 sehingga kemudian ada bagi orang yang tidak memahami kedua peta ini akan rancu.
Kemudian bagaimana kesimpulan sama-sama ulama yang hidup di abad ke 2 hijriyah dengan ulama yang hidup di abad ke 12 tadi itu ? sama-sama wahabi juga pemikirannya kalau kita sering bersebrangan dengan disebut wahabi-wahabi itu yang dimaksud wahabi adalah wahabi Muhammad bin abdul wahab an najdi ini berarti ulama yang hidup di abad ke 12 adapun kemudian mereka mengkonter itu silahkan tapi kemudian titik persamaannya kita lihat pemikirannya sama salah satu pemikiran sama antara wahabi abad ke 2 abdul wahab bin abdurrahman tadi itu dengan wahabi itu sama-sama takfiri terus sama-sama mereka mereka menolak ta'wil dalam menafsirkan quran makanya kalau al quran ditafsirkan itu kalau sudah menolak ta'wil quran itu mesti kalau sudah menolak tawil sama dengan musyabahah atau mujasimah mesti tajsim atau tasybih berarti Allah mesti diserupakan karena mereka wahabi adalah : 1. kelompok wahabi orang-orang yang menolak tawil quran dan menolak majazul quran jadi istilah majaz quran kalau ulama ahlu sunnah wal jamaah itu majaz quran tawil quran bahkan kemudian taroduful quran itu semuanya ditolak kalau kita itu khazanah keilmuan ulama tafsir ahlus sunah wal jamaah itu mesti ada yang namanya majazul quran nerima murodiful quran nerima termasuk juga tawilul quran nerima walaupun dengan ketentuan-ketentuan sementara kalangan wahabi baik itu wahabi di abad ke 2 karena memang embrionya adalah kelompok khawarij maupun wahabi di abad ke 12 mereka sama-sama menolak majazul quran itu sisi persamaannya artinya kalau kemudian pengikut-pengikutnya baik di indonesia itu tetep menolak sebagai wahabi khawarij tadi itu kita bilang ada sisi persamaannya ga ada bedanya wong sama-sama takfiri mereka ga terima itu nah ini temen-temen harus bisa memetakan itu jadi kalau disebut wahabi itu adalah yang dimaksud adalah wahabi di abad ke 12 muhammad bin abdul wahhab itu kalau kita semua buku-buku kitab-kitab itu semuanya ujungnya ke Muhammad bin Abdul Wahhab walaupun kelompok-kelompok mereka itu tidak terima bahwa ulamanya syekhnya itu disebut sebagai kelompok takfiri mereka mengatakan bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab itu adalah seorang mujadid sementara orang-orang yang mereka anggap salah kelompok takfiri itu adalah abdul wahab bin abdurrahman salah satu orang pengikut sekte al wahabiyah di sekte khawarij.
Jangan salah paham karena kita memahami sebatas tahu wahabi wahabi saja taunya wahabi yang mana khawatir kalau kita diskusi dengan sesama NU ga ada masalah tetapi dengan mereka pengikutnya mesti kita kalah argumentasi kenapa? karena kita belum bisa memetakan itu ada wahabi dari najd arab ini kemudian yang satu itu kelompok khawarij sama salah satu sekte ibadiyyah khawarij itu namanya adalh kelompok sekte al wahabiyyah jadi kemudian mereka ga bisa menangkal menolak bahwa kita bukan wahabi yang ini wong ajarannya sama, sama-sama takfiri.
Salafiyah wahabi ini muncul istilah salafi wahabi ini agak rancu jadi di dalam kitabnya al la madzhabiyah karya syekh muhammad ramadhan al buthi atau di kitab lain juga ia menjelaskan sejarah kenapa mereka menamakan sebagai kelompok salafi walaupun itu kita tolak sebenernya karena mirip dengan pesantren cuman kita salafiyah ya sama salafinya sama jadi namanya gunta ganti biasa ini ada hubungan dengan masalah politik ada hubungan masalah dengan yang lain tetapi penamaan itu adalah sebenernya untuk menghindari karena wahabi itu adalah satu ajaran yang memang ajarannya itu dimana-mana ditolak kalau disebut wahabi itu mesti konotasinya jelek mesti konotasinya pembunuhan pembantaian maka kemudian mereka menamakan diri kalau di baghdad irak mereka menamakan diri al muwahidun kalau menurut syekh ramadhan al buti itu menamakan diri supaya aman selamet sebagai kelompok salafi padahal kalau disebut salafi menurut ulama pesantren itu adalah ulama yang hidup di abad 1 samapi 3 hijriyah itu disebut sebagai salafi sementara abdul wahab apalagi bin baz itu ulama di abad 14 berarti di atas kita mana mungkin mereka disebut salafy padahal di dalam terminologi salafi kalau kita menurut kitab kuning ada ulama salafi ada ulama khalafi ada ulama yang disebut mutaqodimin ada mutaakhorin kan begitu kalau ulama salafi itu disebut ulama salafi berarti ulama yang hidup di abad ke 1 sampai ke 3 hijriyah siapakah mereka imam nu'man bin tsabit, imam hanafi lahirnya 80 Hijriyah wafatnya 150, imam syafii lahirnya 150 wafatnya 204 masih di abad ke 3 berarti salafi atau ahmad bin hambal lahir 164 wafat 241 atau imam malik lahir 93 wafatnya 179 semuanya itu ulama salafi karena di abad ke 3 di atas abad ke 3 maka disebut ulama khalaf sementara ulama mutaqodimin adalah ulama yang hidup di abad 1 samapai abad 4 hijriyah diatas abad 4 hijriyah dinamakan ulama mutaakhirin.
Abad 1 samapi 4 mutaqodimin abad 4 ke atas muataakhirin abad 1 sampai 3 itu ulama salaf sementara disini pendirinya wahabi ulama yang hidup di abad ke 12 hijriyah mana mungkin mereka menyamakan sebagai ulama salaf kan ga mungkin apalagi kemudian pengikutnya mereka selalu beralasan bahwa fatwa mereka mengikuti kepada ibnu taimiyah kemudian muridnya ibnu qoyim al jauziyah ibnu taimiyah kemudian mengikuti fatwanya ahmad bin hambal tapi kenyataannya mereka menyimpanng denagn fatwa ahmad bin hambal dalam semua amaliyah kita mengikuti semua empat madzhab itu madzhab hambali madzhab hambali cocok dengan NU tapi kemudian kalangan wahabi justru meyeleweng dari ajaran ahmda bin hambal.
Kemudian ramadhan al buthi masih menjelaskan akhirnya disini titik aman sama kalau saya ambil sekrang itu ada kelompok islam yang namanya LDII, LDII itu dulu namanya apa sebelumnya itu dia ganti baju karena ditolak pemerintah zaman soeharto dihabisin maka dulu ada namanya islam jamaah kemudian dihabisin dibubarin kemudian dikasih ruang sempit zaman soeharto itu diganti nama menjadi darul hadis darul hadis diganti nama menjadi lemkari lemkari diganti menjadi LDII sekarang, sekarang sudah aman dimana-mana ada LDII sama dengan wahabi, wahabi itu ditolak kelompok ini menyebut muwahidun disini dia menyebut keompok salafi dan kalau sudah salafi dan kelihatannya mirip-mirip dengan pessantren padahal yang disebut salafi itu adalah ya itu tadi mengikut pada ulama abad ke 3 padahal mereka sendiiri mengakui kelompok ulama atau kelompok islam non madzhab, NU itu di dalam baik itu di dalam aswajanya kyai hasyim asyari kemudian di dalam hasil keputusan muktamar mengatakan bahwa NU adalah sebagai organisasi islam yang bermadzhab kalau MUHAMMADIYAH itu jelas mengatakn merupakan organisasi islam yang non madzhab kelompok wahabi itu kan sebagai kelompok yang mengakui tidak bermadzhab padahal disebut ulama madzhab padahal ulama salaf disitu letak kesalahan abad 1 sampai 3 salaf tetapi mereka mengikuti ulama abad ke 12 yakni muhammad bin abdul wahhab apalagi muridnya muhammad bin abduul wahhab adalah bin baz usaimin itu lama hidup di abad 14 15 kalau sekarang jauh sekali ga bisa disebut salafi ini ramadhan al buthi mengatakan bahwa itu sebenarnya adalah salah satu supaya diterima disemua kalangan jadi menggunakan istilah salafiyah.
Keluarga muhammad bin abdul wahab itu termasuk bapaknya sendiri termasuk ahlu sunnah wal jamaah abdul wahab punya saudara namanya sulaiman bin abdul wahab, sulaiman bin abdul wahab itu punya karya itu menangkal menolak keras dakwah dan pemikirannya abdul wahab jadi satu keluarga itu yang pemikirannya keras, takfiri menganggap bidah itu adalah muhammad bin abdul wahab sementara bapak dan saudaranya yang lain kakak kandungnya sulaiman bin abdul wahab ini adalah ulama yang ahlu sunnah wal jamaah makanya ini dakwahnya anaknya muhammad bin abdul wahab ini sebenernya pada saat bapaknya masih hidup abdul wahab itu tidak bisa bergerak kemana-mana ruangnya sangat sempit sekali kenapa karena masih ada bapaknya yang menolak bapaknya yang menangkal bahkan bapaknya mendakwahkan kalau anaknya itu menyimpang anaknya itu tersesat tapi pada tahun 1145 hijriyah kalau dia lahirnya 1111 berarti 1145 berapa tahun ? 34 tahun ini sudah mengaku sebagai mujadid sudah berfatwa dimana-mana makanya ditolak dimana-mana sudah berfatwa dimana-mana bahkan kemudian pada tahun ini bapaknya itu setelah itu meninggal maka dakwahnya yang mengerem sudah tidak ada lagi kecuali saudaranya yang satu sulaiman tapi ga berhasil maka berhasil lah dakwah dimana-mana tidak ada yang melarang lagi sukseslah karyanya dimana-mana kemudian dibaca sampai ke indonesia kitab tauhidnya tauhid rububiyah tauhid uluhiyah tauhid asma wa sifat itu sekarang masuk kemana-mana itu bahkan pondok pesantren juga mungkin kalau dilihat di kampus-kampus mata kuliah di UIN SUKA saya pernah ngajar itu mahasiswa itu makalahnya itu makalah judulnya tauhid rububiyah uluhiyah asma wa sifat padahal itu versinya wahabi bukan aswaja kalau aswaja ngga aswaja satu, sebenernya penciptaan tauhid itu untuk menyerang pemikiran-pemikiran ahlu sunnah wal jamaah maka tauhid dibagi tiga rurubiyah uluhiyah dan asma wa sifat itu tauhid karyanya muhammad bin abdul wahab.
Jadi tauhid uluhiiyah rububiyah itu tauhidnya untuk menyerang kelompok aswaja pembagian itu kita ini sebenarnya sudah uluhiyah tetapi belum rububiyah kira-kira begitu sudah mengatakan Allah itu esa tetapi satu sisi kita masih melaksanakan hal-hal yang dianggapnya syirik maka kemudian mereka membagi kepada tauhid itu, ada di halaman 356 fathul majid pertanyaan cetakan darussalam riyadh mereka mengatakan Allah itu duduk diatas kursi, bagaimana menurut ulama ahlu sunah wal jamaah benar atau salah ? satu juga tadi mereka mau selamat tidak hanya muwahidun tidak hanya salafi juga aswaja ahlu sunah wal jamaah juga cuman wal jamaahnya ga disebut jadi empat yah ini hati-hati kalau menyebut wahabi itu sudah mengganti nama dengan muwahidun, salafi, ketiga mereka menyebut ahlu sunnah walaupun jamaahnya jangan disebut.
Ini di dunia pemikiran tentang masalah keagamaan islam khususnya kalau disebut orang yang mengakui ahlu sunnah wal jamaah itu ada dua kelompok di mu'tajilah tidak menyebut khawarij dirinya ga menyebut aswaja yang menyebut aswaja itu hanya kelompok NU dan kelompok wahabi perang ngaku-ngaku sebagai aswaja yang cocok yang mana ya tinggal dibuktikan saja mereka mengaku-ngaku sunnah cuman tafsiran wal jamaah itu menurut kita ada tiga kalau disebut ahlu sunnahnya sama itu kepada sunnah nabi tapi jamaahnya yang beda kalau kita itu jamaahnya ditafsirkan ada empat penafsiran satu jamaah disitu al jamaatu huwa at tamadzhub bisa disebut ahlu sunnah wal jamaah itu ya bermadzhab kalau ga bermadzhab itu ga termasuk kelompok ahlu sunnah wal jamaah yang kedua itu alaikum bisawabil a'dom kelompok kedua kelompok mayoritas disebut jamaah yang ketiga adalah al firqoh an najiya kelompok yang selamat ini semua ada tafsiran dari hadis yang ke empat disebut kelompok ya kelompok jamaah ini.
Jadi penafsiran al jamaah versi an nahdhiyah itu adalah satu tamadzhub harus mengikuti madzhab hanya NU yang mengakui madzhab di dalam hasil muktamar muhammadiyah juga gak bermadzhab mereka mengatakan organisasi non madzhab ga mau bermadzhab ga mau terikat yang kedua adalah alaikum bisawabil a'dom dalam muktamar satu tahun 1926 di surabaya buka saja muktamar isinya apa isinya adalah as sawabul a'dom ikut pendapat mayoritas kalau NU ada mayoritas fiqh mengatakan begini yang minoritas begini ikuti yang mayoritas kalau kelompok islam lain ngga dianggapnya walaupun sedikit kalau dia menganggap benar yang mayoritas yang kalah kalau NU ga begitu karena kita adalah mengkaji itu berbagai pendapat berbagai qoul-qoul ulama itu pemahaman ahlu sunnah wal jamaah. Jadi kelompok ahlu sunnah wal jamaah yang dimaksud yang mana kalau kita NU jelas tafsiran tadi adalah kelompok mayoritas ditambah lagi sekarang adalah kelompok ulama yang memiliki mata rantai sanad keilmuannya sampai kepada Rasulallah sanad keilmuan sampai kepada Rasulullah jelas sanadnya ga terputus semua itu.
Jawabannya salah yang jauh ucapan di atas menurut aswaja atau mayoritas abu hasan al ayari atau abu mansur al maturidi semuanya sepakat ulama ahlu sunah wal jamaah bahwasanya Allah itu duduk di atas kursi itu adalah salah jauh daripada kebenaran dan mustahil menurut akal karena duduk di atas kursi merupakan sifat makhluk dari sifat-sifat makhluk bukan dari sifat-sifat khalik karena Allah itu disucikan dari duduk, ini akibat dari menolak majaz dan menolak tawil kalau sampean liat di youtube itu kelompok orang-orang pengikut wahabi itu bingung jelasinnya mereka itu menolak tawil tapi mantawil bahkan yang lebih lucu lagi menolak madzhab tetapi mereka sendiri itu bermadzhab bahkan lebih parah lagi menolak madzhab tetapi malah menjadikan kelompoknya madzhab ke lima empat madzhab ditolak kemudian dia buat fatwa sendiri seakan-akan lebih hebat dari 4 ulama madzhab itu berarti kelompokk kita itu yang menolak sama juga madzhab baru makanya itu ada pertanyaan dari sebagian warga pada ormas tertentu dianggap sebagai maddzhab ke lima kenapa ? karena tadi sebagai ormas yang mengakui non madzhab tidak mau terikat dengan madzhab memang susah bisa diterima jadi menolak madzhab akan tetapi kami berfatwa saya menolak imam syafii tapi kami berfatwa lah fatwa kamu kemudian diamalkan oleh orang lain berarti kami ini siapa ? kami ini jadi madzhab baru toh ? ga ada bedanya ini susah bisa diterima memang alasannya ga bisa ada orang nolak taklid pada hakikatnya dia juga bertaklid jadi memahami itu susah.
Kursi ini adalah ciptaan kalau tafsirannya adalah menolak tawil tadi maka kemudian ulama aswaja menerima tawil sekalipun tawilnya harus mengikuti ketentuan-ketentuan ulama tafsir juga, tidak juga karena menerima tawil kemudian kebablasan, juga tidak, nanti itu akan kena semprit ali imran ayat 7, tawil disitu yang menjadikan dasar mereka itu takutnya kita kalau mentawil dianggap seorang yang juga membuat fitnah terhadap al quran kalau kita tidak menggunakan ketentuan karena di dalam surat ali imran ayat-ayat awal itu dibagi ayat-ayat mutasyabih dan ayat-ayat muhkam adapun ayat mutasyabih itu memang ayat-ayat yang masih samar perlu ditawil termasuk ini.
Krapyak, 17 Mei 2018
Pengajian Kitab Masailu Fi Raddi 'Ala Aqwalil Wahabiyah
Oleh Pak Syarwani
Keluarga muhammad bin abdul wahab itu termasuk bapaknya sendiri termasuk ahlu sunnah wal jamaah abdul wahab punya saudara namanya sulaiman bin abdul wahab, sulaiman bin abdul wahab itu punya karya itu menangkal menolak keras dakwah dan pemikirannya abdul wahab jadi satu keluarga itu yang pemikirannya keras, takfiri menganggap bidah itu adalah muhammad bin abdul wahab sementara bapak dan saudaranya yang lain kakak kandungnya sulaiman bin abdul wahab ini adalah ulama yang ahlu sunnah wal jamaah makanya ini dakwahnya anaknya muhammad bin abdul wahab ini sebenernya pada saat bapaknya masih hidup abdul wahab itu tidak bisa bergerak kemana-mana ruangnya sangat sempit sekali kenapa karena masih ada bapaknya yang menolak bapaknya yang menangkal bahkan bapaknya mendakwahkan kalau anaknya itu menyimpang anaknya itu tersesat tapi pada tahun 1145 hijriyah kalau dia lahirnya 1111 berarti 1145 berapa tahun ? 34 tahun ini sudah mengaku sebagai mujadid sudah berfatwa dimana-mana makanya ditolak dimana-mana sudah berfatwa dimana-mana bahkan kemudian pada tahun ini bapaknya itu setelah itu meninggal maka dakwahnya yang mengerem sudah tidak ada lagi kecuali saudaranya yang satu sulaiman tapi ga berhasil maka berhasil lah dakwah dimana-mana tidak ada yang melarang lagi sukseslah karyanya dimana-mana kemudian dibaca sampai ke indonesia kitab tauhidnya tauhid rububiyah tauhid uluhiyah tauhid asma wa sifat itu sekarang masuk kemana-mana itu bahkan pondok pesantren juga mungkin kalau dilihat di kampus-kampus mata kuliah di UIN SUKA saya pernah ngajar itu mahasiswa itu makalahnya itu makalah judulnya tauhid rububiyah uluhiyah asma wa sifat padahal itu versinya wahabi bukan aswaja kalau aswaja ngga aswaja satu, sebenernya penciptaan tauhid itu untuk menyerang pemikiran-pemikiran ahlu sunnah wal jamaah maka tauhid dibagi tiga rurubiyah uluhiyah dan asma wa sifat itu tauhid karyanya muhammad bin abdul wahab.
Jadi tauhid uluhiiyah rububiyah itu tauhidnya untuk menyerang kelompok aswaja pembagian itu kita ini sebenarnya sudah uluhiyah tetapi belum rububiyah kira-kira begitu sudah mengatakan Allah itu esa tetapi satu sisi kita masih melaksanakan hal-hal yang dianggapnya syirik maka kemudian mereka membagi kepada tauhid itu, ada di halaman 356 fathul majid pertanyaan cetakan darussalam riyadh mereka mengatakan Allah itu duduk diatas kursi, bagaimana menurut ulama ahlu sunah wal jamaah benar atau salah ? satu juga tadi mereka mau selamat tidak hanya muwahidun tidak hanya salafi juga aswaja ahlu sunah wal jamaah juga cuman wal jamaahnya ga disebut jadi empat yah ini hati-hati kalau menyebut wahabi itu sudah mengganti nama dengan muwahidun, salafi, ketiga mereka menyebut ahlu sunnah walaupun jamaahnya jangan disebut.
Ini di dunia pemikiran tentang masalah keagamaan islam khususnya kalau disebut orang yang mengakui ahlu sunnah wal jamaah itu ada dua kelompok di mu'tajilah tidak menyebut khawarij dirinya ga menyebut aswaja yang menyebut aswaja itu hanya kelompok NU dan kelompok wahabi perang ngaku-ngaku sebagai aswaja yang cocok yang mana ya tinggal dibuktikan saja mereka mengaku-ngaku sunnah cuman tafsiran wal jamaah itu menurut kita ada tiga kalau disebut ahlu sunnahnya sama itu kepada sunnah nabi tapi jamaahnya yang beda kalau kita itu jamaahnya ditafsirkan ada empat penafsiran satu jamaah disitu al jamaatu huwa at tamadzhub bisa disebut ahlu sunnah wal jamaah itu ya bermadzhab kalau ga bermadzhab itu ga termasuk kelompok ahlu sunnah wal jamaah yang kedua itu alaikum bisawabil a'dom kelompok kedua kelompok mayoritas disebut jamaah yang ketiga adalah al firqoh an najiya kelompok yang selamat ini semua ada tafsiran dari hadis yang ke empat disebut kelompok ya kelompok jamaah ini.
Jadi penafsiran al jamaah versi an nahdhiyah itu adalah satu tamadzhub harus mengikuti madzhab hanya NU yang mengakui madzhab di dalam hasil muktamar muhammadiyah juga gak bermadzhab mereka mengatakan organisasi non madzhab ga mau bermadzhab ga mau terikat yang kedua adalah alaikum bisawabil a'dom dalam muktamar satu tahun 1926 di surabaya buka saja muktamar isinya apa isinya adalah as sawabul a'dom ikut pendapat mayoritas kalau NU ada mayoritas fiqh mengatakan begini yang minoritas begini ikuti yang mayoritas kalau kelompok islam lain ngga dianggapnya walaupun sedikit kalau dia menganggap benar yang mayoritas yang kalah kalau NU ga begitu karena kita adalah mengkaji itu berbagai pendapat berbagai qoul-qoul ulama itu pemahaman ahlu sunnah wal jamaah. Jadi kelompok ahlu sunnah wal jamaah yang dimaksud yang mana kalau kita NU jelas tafsiran tadi adalah kelompok mayoritas ditambah lagi sekarang adalah kelompok ulama yang memiliki mata rantai sanad keilmuannya sampai kepada Rasulallah sanad keilmuan sampai kepada Rasulullah jelas sanadnya ga terputus semua itu.
Jawabannya salah yang jauh ucapan di atas menurut aswaja atau mayoritas abu hasan al ayari atau abu mansur al maturidi semuanya sepakat ulama ahlu sunah wal jamaah bahwasanya Allah itu duduk di atas kursi itu adalah salah jauh daripada kebenaran dan mustahil menurut akal karena duduk di atas kursi merupakan sifat makhluk dari sifat-sifat makhluk bukan dari sifat-sifat khalik karena Allah itu disucikan dari duduk, ini akibat dari menolak majaz dan menolak tawil kalau sampean liat di youtube itu kelompok orang-orang pengikut wahabi itu bingung jelasinnya mereka itu menolak tawil tapi mantawil bahkan yang lebih lucu lagi menolak madzhab tetapi mereka sendiri itu bermadzhab bahkan lebih parah lagi menolak madzhab tetapi malah menjadikan kelompoknya madzhab ke lima empat madzhab ditolak kemudian dia buat fatwa sendiri seakan-akan lebih hebat dari 4 ulama madzhab itu berarti kelompokk kita itu yang menolak sama juga madzhab baru makanya itu ada pertanyaan dari sebagian warga pada ormas tertentu dianggap sebagai maddzhab ke lima kenapa ? karena tadi sebagai ormas yang mengakui non madzhab tidak mau terikat dengan madzhab memang susah bisa diterima jadi menolak madzhab akan tetapi kami berfatwa saya menolak imam syafii tapi kami berfatwa lah fatwa kamu kemudian diamalkan oleh orang lain berarti kami ini siapa ? kami ini jadi madzhab baru toh ? ga ada bedanya ini susah bisa diterima memang alasannya ga bisa ada orang nolak taklid pada hakikatnya dia juga bertaklid jadi memahami itu susah.
Kursi ini adalah ciptaan kalau tafsirannya adalah menolak tawil tadi maka kemudian ulama aswaja menerima tawil sekalipun tawilnya harus mengikuti ketentuan-ketentuan ulama tafsir juga, tidak juga karena menerima tawil kemudian kebablasan, juga tidak, nanti itu akan kena semprit ali imran ayat 7, tawil disitu yang menjadikan dasar mereka itu takutnya kita kalau mentawil dianggap seorang yang juga membuat fitnah terhadap al quran kalau kita tidak menggunakan ketentuan karena di dalam surat ali imran ayat-ayat awal itu dibagi ayat-ayat mutasyabih dan ayat-ayat muhkam adapun ayat mutasyabih itu memang ayat-ayat yang masih samar perlu ditawil termasuk ini.
Krapyak, 17 Mei 2018
Pengajian Kitab Masailu Fi Raddi 'Ala Aqwalil Wahabiyah
Oleh Pak Syarwani
0 Comments:
Posting Komentar